
Dan, "Ada sejumlah mikroba yang bisa bertahan pada interaksi energi air
dengan batuan alam," kata dia. Identifikasi positif akan berimplikasi
menarik terkait pemahaman bagaimana kehidupan berevolusi di awal
keberadaan Bumi. "an mungkin ia juga berada jauh di bawah permukaan
planet lain, seperti halnya Mars," tambah Chris Ballentine.
Air yang diangkat dari kedalaman bijih sulfida itu mengandung zinc
(seng) dan tembaga. Air itu dikumpulkan para ahli setelah para penambang
mengebor lubang eksplorasi baru. Suhu makin tinggi di kedalaman, hingga
40-50 derajat Celcius.
Digunakan tiga teknik penanggalan yang dilakukan untuk menentukan berapa lama air terjebak di batuan. Metode kunci melibatkan studi xenon atau isotop yang larut dalam cairan. Gas mulia (noble gas) bisa digunakan untuk menandai waktu di mana cairan kali terakhir kontak dengan atmosfer di permukaan bumi.
Namun, pendekatan ini menghasilkan rentang usia yang luas. Jadi, yang terbaik yang bisa dikatakan tim adalah air Timmins telah berada di empatnya kini berada antara 1,5 miliar sampai 2,6 miliar tahun. Meski yang jadi patokan yang termuda, itu masih ratusan juta tahun lebih tua dari sampel yang diangkat dari kedalaman Witwatersrand Basin, Afrika Selatan.
Studi potensi unsur biologis air kuno itu, yang dilakukan Toronto University, akan mengarah pada isu kaitan kelayakhunian lingkungan yang amat dalam di Bawah permukaan bumi dengan kemungkinan adanya kehidupan di planet lain. Mars, salah satunya, planet yang dingin dan kering di permukaannya. Namun, bukti menunjukkan, ia lebih hangat dan basah miliaran tahun lalu.
Meski tak ditemukan air di permukaannya yang kering kerontang, bukan tak mungkin air ada di kedalamannya. "Ini mungkin spekulatif, di suatu tempat seperti Mars, air bisa merembes ke bawah tanah dan telah diawetkan selama rentang waktu planet."
Sumber: www.unikbaca.com

0 komentar :
Posting Komentar